Tau dong makhluk lucu dan menggemaskan
bernama embee alias kambing? Bukan kambingganteng-nya Ratidya Dika yaah. Ini
kambing beneran. 100% kambing. Hewan yang punya nama latin … ini selalu bikin
gue ilfil. Kadang gue mikir yah, manusia tuh sering banget ilfil sama
hewan-hewan (meskipun tuh hewan nggak punya dosa apa-apa sama manusia).
Misalnya aja, laler. Setiap mau makan dan disitu ada laler, pasti orang-orang
ilfil bahkan bisa nggak jadi makan. Padahal seharusnya kita seneng yee bisa
berbagi makanan sama laler-laler yang lucu itu. Hueks. Eih, kembali ke laptop
yaa. Iyee, maksudnya kembali ke kambing.
Berhubung rumah gue itu berada di kota yang
deket kampung, maka keberadaan kambing bukanlah hal yang langka. Gue bisa
ngeliat kambing jogging tiap pagi, atau gangnam stye tiap minggu sore. Beuh,
kambing sekarang emang gaya. Sukanya sama korea-koreaan. Padahal di korea belum
tentu yah ada kambing. Eih, ada nggak sih kambing di korea?
Nah, meskipun gue sering ketemu dan say
hello ke kambing-kambing berbagai jenis (ada yang putih dan ada yang merah).
Loh?? Ya, ada kambing putih, atau setengah putih (karena terlalu sering
berjemur kayaknya), ada juga loh kambing merah! Serius! Gue rasa kambing merah
itu karena dia mulai malu kemana-mana nggak pake baju. Jadi deh dia pake
kantong kresek warna merah buat nutupin seluruh tubuhnya. Hee.
Duh, gue sampe lupa kalau sebenernya gue
mau cerita kalao tuh kambing sering banget bikin gue ilfil. Soalnya yah, gue
nggak punya kambing, tapi tiap hari adaa aja kambing yang nyerbu rumah gue,
makanin pucuk-pucuk taneman yang ada di depan-samping-belakang rumah. Nggak
pake permisi pula! Tau-tau tuh daun gundul gitu aja. Padahal di depan pager
udah gue tulis gede-gede pake papan ukuran 5x1 meter. KAMBING DILARANG MENCURI
KETIMUN! Yang ini boong ding. Kurang kerjaan banget gue nulis gituan, gue kan
tau kalau kambing nggak bisa baca, nggak juga suka nyuri ketimun. Emang di
rumah gue ada ketimun gitu? Nggak ada.. Hehee.
Well, selain suka makan sambil bediri di
pekarangan rumah, tuh kambing juga suka nyebrang sembarangan! Uh, gue mau usul!
Kenapa sih nggak dibikinin kambing cross buat para kambing nyebrang. Soalnya
kambing-kambing di sini suka nyari rumput liar yang menari-nari di tepi jalan.
Jalan raya pula! Hm, so berhati-hatilah para pengguna jalan pada mahkluk
bernama embee ini. Soalnya dia nggak nengok kanan kiri lagi kalau mau nyebrang.
Sering banget tuh gue ngerem mendadak, ketar-ketir kalau ada kambing di jalan.
Huuh. Soalnya gue trauma berat. Waktu jaman SD itu, pas pulang sekolah saat
mentari bersinar terik dan peluh mengucur deras, gue kayuh sepeda dengan tenaga
sisa. Sepuluh menit kemudian sampailah gue di depan gerbang rumah. Dan di sana
ada segerombolan kambing item, joget-joget angkat kaki kitu. Jiaah. Hm, gue
lagi ngebut abis, si kambing yang berderat di sepanjang pager itu kebingungan
waktu gue sama sepeda gue dateng. Mereka berlarian dan gue, sebagai penyayang
binatang, nggak mau melukai mereka. Nggak mau nabrak mereka. Jadi berbekal jiwa
super hero yang diturunin zorro ke gue, gue membanting stir ke kanan, dan tanpa
terkendali, gue nabrak pohon kedondong. BRUK. Gue jatoh, berdarah-daging. Terus
embee itu pada kabur. Terus gue nangis. Bukan karena sakit. Tapi karena nggak
ada satupun embee yang nolongin gue. Hiks.
0 komentar:
Post a Comment