Aroma kelapa dan gula merah yang menggoda membuatku langsung ikut nimbrung bersama keluarga di beranda rumah suatu sore, Kamis, 12 Juni 2014. Mereka sedang menikmati Babandos, makanan yang terbuat dari tepung beras dan parutan kelapa yang dicampur airsecukupnya, kemudian diaduk dan dimasak sampai adonan menjadi kental. Lalu adonan dibungkus dengan daun pisang. Proses pembuatan Babandos tidak jauh berbeda dengan kue selimut pisang. Hanya saja, kue selimut pisang dikukus, sedangkan Babandos dibakar atau dipendam di dalam bara.
Beruntung sekali tinggal di kampung dan punya Nenek yang punya banyak resep makanan tradisional. Babandos ini juga sudah jarang sekali ditemui di kampungku, Jatiwaringin, Mauk-Tangerang. Hanya orang-orang tua saja yang tahu dan pernah memakan Babandos. Terutama mereka yang dekat dengan dunia pertanian.
Pada jaman dulu, Babandos biasanya dibuat di sela-sela istirahat ketika para petani melakukan proses pembakaran jerami setelahngirik. Ngirik adalah proses merontokkan padi dengan cara menginjak-injak padi tersebut sebelum ada alat perontok padi dari papan kayu. Begitu cerita dari Mak Hafsah (60) sambil meniup-niupBabandos di tangannya.
Rasa Babandos hampir mirip dengan gemblong gula merah. Namun yang paling khas dari Babandos ini adalah aromanya yang bercampurantara harum kelapa dan harum asap dari pembakaran jerami. (Yori)
0 komentar:
Post a Comment