Obrolan inspiratif yang saya dapatkan dari Kak Ibnu sebelum
kelas Jerman kemarin yaitu kita harus melestarikan bahasa daerah, nggak perlu
malu ngomong dengan bahasa daerah kita (dalam hal ini bahasa Sunda Jati, tempat
saya tinggal). Meskipun kerap ada stereotip dari sebagian masyarakat bahwa
bahasa kita itu jenis bahasa yang kasar. Pada dasarnya dalam kajian
antropologi, tidak ada bahasa yang sopan atau
kurang sopan. Semua bahasa posisinya sama. Tapi karena ada pemilihan bahasa
oleh Belanda pada jaman penjajahan dulu (yang memilih bahasa sunda priyangan),
maka bahasa sunda yang tidak terpilih dianggap kurang bagus.
Ari kami selaku orang Jati isin make bahasa Jati,
laju saha deui nu dek make? Bisa-bisa iyeu bahasa bakalan leungit. Ari geus
leungit kumaha? Eman atuh, iyeu pan produk budaya anu kudu kami jagaan. Nya'
teu?
0 komentar:
Post a Comment