Saat
melangkahkan kaki memasuki JL. Cilame, gang kecil di kawasan Pasar Lama,
Tangerang, aroma hio yang dibakar akan langsung menyambutmu. Harum hio itu
berasal dari Boen Tek Bio, kelenteng tertua di Tangerang yang menjadi saksi
sejarah kehidupan etnis Tionghoa yang memasuki kawasan ini pada 1407 M. Masyarakat
keturunan Cina di Tangerang disebut Cina Benteng karena pada masa itu,
Tangerang yang berada dalam kekuasaan Belanda memiliki banyak benteng yang
dibangun di dekat kali Cisadane, tak jauh dari kelenteng ini berdiri. Benteng
tersebut dibangun VOC sebagai tempat pertahanan Belanda dari kesultanan Banten yang
menguasai wilayah seberang kali Cisadane.
Sebelum
memasuki kelenteng, sebaiknya kamu berbelok ke kanan terlebih dahulu. Sekitar
lima belas meter ke depan kamu akan melihat rumah khas Cina dengan
lampion-lampion menggantung, jendela yang besar dan pintu yang terbuka. Dari
luar, kamu bisa melihat naga nusantara yang dipajang dan beberapa lukisan Pasar
Lama tempo dulu. Itulah Museum Benteng Heritage. Museum kebudayaan
Indonesia-Tionghoa pertama di Indonesia yang direstorasi dari bangunan tua abad
ke-17 oleh Udaya Halim, pecinta sejarah keturunan Cina yang ingin menjagawa
waringan leluhurnya pada 2009 dan diresmikan sebagai museum pada tanggal 11
November 2011.
Di
sini, kamu bisa melihat hal-hal unik yang menggambarkan kehidupan etnis Cina
masa lampau. Tapi sebelum kamu bisa masuk ke lantai dua, kamu harus membayar
Rp. 20.000, menyematkan stiker bulat kecil bergambar naga, dan kamu akan
dibimbing oleh relawan museum yang menjelaskan sejarah dibalik artefak-artefak
yang tersusun rapi di sana. Beberapa artefak yang ada di sana yaitu
pecahan-pecahan keramik, sepatu mini, wastafel dan toilet portable, ranjang pengantin, meja belajar beserta sabak,
uang logam, meja mahyong dan masih banyak lagi.
Selain
artefak, ada juga video pembuatan kecap asli Tangerang yang pabriknya sampai
sekarang masih beroperasi dengan sistem manual. Kamu pernah mencicipi kecap SH
atau yang lebih dikenal kecap Benteng? Kalau belum, kamu wajib coba! Selain
itu, ada juga video prosesi pernikahan khas Cina yang bisa kita tonton. Selama
masih di lantai dua, tahan keinginanmu untuk berfoto ya! Karena pihak museum
tidak mengijinkan pengunjung berfoto, khawatir akan merusak koleksi museum yang
pernah terjadi sebelumnya.
Bagi
kamu yang berasal dari luar Tangerang dan berniat berkunjung dengan
transportasi umum, bisa mengakses museum ini dari Cikokol, menumpang angkot RB
berwarna kuning biru dan turun di Tangga Jamban, persis di gang menuju museum. Ayo,
visit museum! (Yori)
Dapat dilihat juga di http://rumahdunia.com/isi/2014/06/23/museum-benteng-heritage-2/
Dapat dilihat juga di
0 komentar:
Post a Comment