Stop Gossip

Pernakah ada orang yang sedang membicarakan kita lalu tiba-tiba kita mendengar pembicaraan itu dan kita langsung mematung seperti baru disambar petir? Haha. Saya mengalaminya hari ini. Ketika saya memasuki ruangan dan saya mendengar satu orang dengan kerasnya menyebut nama saya dengan nada sewot. Saya yang baru ada di ambang pintu jadi ragu mau masuk atau keluar lagi, tapi semua orang di sana sudah melihat kehadiran saya kecuali dia (yang menyebut nama saya tadi) sebab dia berdiri membelakangi saya. Saya pun benar-benar mematung dan tak tahu harus bagaimana, meski selanjutnya saya berjalan masuk dan bersikap seolah tidak pernah mendengar dan menyaksikan hal konyol tadi, di mana semua orang berusaha memberi kode pada si pembicara bahwa yang dibicarakannya ini ada di belakangnya. Dia sudah berhenti bicara dan langsun ngeloyor ketika saya di dekatnya. Beberapa di antara mereka berusaha mencairkan suasana dengan bertanya basa basi.
Saya mengingat-ingat, kapan kiranya saya pernah menjadi ‘dia’. Membincangkan seseorang dan orang itu ada di dekat saya. Hmm, saya tidak persis ingat. Tapi mungkin pernah dan akhirnya saya kena tulahnya! Haha. Tak mau terlalu lama dalam rasa bĂȘte saya pun mengalihkannya dengan mengobrol dengan rekan kerja saya. Kami membincangkan soal kopi, mulai dari bertukar informasi soal kopi yang kami suka, lalu beralih ke rokok, sampai cerita pribadi tentang perjuangan rekan kerja saya ini selama sekolah sampai sekarang. Saya pun mendengarkan seksama dan Alhamdulillah serangan listrik yang tadi menyerang saya sudah sedikit berkurang efeknya.
Lalu tak lama, orang yang membincangkan saya tadi masuk lagi ke ruangan. Saya menangkap sebisa mungkin dia bersikap biasa pada saya. Saya pun berusaha begitu, meskipun agak rikuh. Tapi saya mencoba berpikir positif. Tidak selamanya orang yang jadi bahan pergunjingan itu bersalah kan? Siapa tahu, hal tersebut murni karena saya cantik dan menyenangkan sehingga dia kelewat iri pada saya? Atau masih banyak alasan lain yang membuat dia tertarik membincangkan saya di depan seluruh teman kerja. Dan saya juga masih punya alasan untuk menghentikan bĂȘte. Lagi pula bukan hanya saya yang pernah mengalami hal ini, kan? Dan satu lagi poin kemenangan saya: secara tidak langsung saya sudah membuat dia malu bukan main. Hal ini ditandai dengan wajahnya yang memerah dan sikapnya yang tiba-tiba dibaik-baikkan. Haha.



2 komentar:

  1. Duh, nggak kebayang. Hhaaa...! Jadi inget peristiwa waktu di warungnya teh amal. Hhaa..

    ReplyDelete
  2. Wahhahaaaa.. Iya ya? Jangan-jangan aku kena tulah itu. :D

    Hiks hiks. Malu, kesel, sebel, sedihh. Padahal aku ngerasa ga bikin salah apa-apa hari itu. :(

    ReplyDelete