Teori Post-modernisme (Jean Baudrillard)

Post-modern adalah istilah yang tidak memiliki satu definisi pasti. Namun, keliru bila post-modern dikatakan sebagai kelanjutan dari modernisme. Justru post-modern adalah pemahaman yang menolak, mengkritisi, serta selalu sinis terhadap teori modern. Salah satu tokoh yang dikenal sebagai pemikir teori posmodernisme adalah Jean Baudrillard. Pernyataan yang menjadi fokusnya adalah masyarakat kini berada dalam era yang masyarakatnya tidak lagi didasarkan pada pertukaran barang materi yang berdaya guna, melainkan pada komoditas tanda dan simbol (Putranto, 2005).
Meskipun tidak ada definisi tunggal mengenai postmodern, namun kita bisa memahami lebih jauh tentang postmodern dengan mengidentifikasi karakteristik-karakteristik dari masyarakat posmo tersebut. Selain itu kita juga bisa melihat contoh-contoh masyarakat atau pandangan ala postmodernisme bertujuan untuk lebih memahami apa itu posmo. Meskipun pada akhirnya kita bisa memberi persepsi bebas tentang posmo.
Dalam kehidupan sehari-hari, orang-orang posmo berkarakteristik sebagai berikut :
-       Memiliki daya pikir kritis, tidak mau diatur oleh gaya pemikiran yang hasilnya hanya pemikiran pada lazimnya. Artinya orang-orang posmo, selalu bersikap kritis pada sesuatu, dan mereka tidak berpikir seperti adat kebiasaan. Contoh : Pada sebuah acara resepsi pernikahan yang berkonsep “standing party”, maka seharusnya orang-orang makan sambil berdiri. Namun, ada satu orang yang bersikap kritis dan mencoba melawan aturan tersebut karena dianggap tidak sesuai dengan adab yang baik dan ternyata orang tersebut juga tahu bahwa makan atau minum sambil berdiri bisa mengakibatkan hal yang kurang baik bagi kesehatan. Lalu ditengah orang-orang yang menikmati sajian sambil berdiri, dia dengan yakin dan santainya makan dengan duduk. Hal seperti ini, menurut saya adalah salah satu contoh yang menandakan bahwa orang-orang posmo selalu berusaha menolak aturan-aturan modern.
-       Memiliki mobilitas yang tinggi. Orang-orang posmo biasanya memiliki kesibukan yang luar biasa, yang membuat mereka harus pergi ke berbagai tempat dalam sehari. Sehingga sulit memastikan akan berada dimana mereka. Contoh : Seorang dosen pagi-pagi sekali harus berangkat ke kampus untuk mengajar di salah satu universitas swasta di Jakarta Selatan, siangnya dosen tersebut dijadwalkan untuk mengisi seminar di suatu instansi pemerintahan di Kota Tangerang. Selesai seminar, dosen yang juga pengusaha ini harus mengunjungi stannya di suatu event pameran di Bogor. Malam harinya dia sudah ditunggu oleh keluarga besarnya yang sedang mengadakan acara arisan keluarga di kediaman orang tuanya di BSD.
-       Hidup sosial dan ekonominya berkisar pada konsumsi simbol-simbol dan gaya hidup. Jika pada era produksi, masyarakat memiliki pola konsumsi barang-barang, namun masyarakat posmo konsumsinya seputar simbol dan gaya hidup. Hal ini juga membuat media massa menjadi sangat kuat dalam memengaruhi kehidupan sosialnnya.
-       Masyarakat posmo juga sangat menghargai privasi. Karena merekapun tidak mau privasi mereka diganggu oleh orang lain. Hal ini membuat mereka bersikap agak cuek dan semaunya.
Masih berhubungan dengan salah satu ciri post-modern, Jean Baudrillad menyatakan bahwa dunia didominasi oleh simulacrum (Bungin, 2006). Menurutnya dunia yang nyata ini sudah menjadi dunia yang imajiner. Baudrillard mencontohkan Disneyland sebagai simulacrum. Contoh yang lebih relevan di Indonesia adalah Dufan, di mana beberapa wahana yang ada merupakan hasil imajinasi. Hal tersebut membuat masyarakat posmo merasa tidak ada lagi batas antara hal yang semu dan hal yang nyata. Sehingga, terkadang hal yang bersifat fantasi pun dianggap sebagai hal yang nyata.  







0 komentar:

Post a Comment